Minggu, 18 November 2012
Doa Yang Sangat Kita Perlukan
Oleh: Ihsan Tandjung
Ada sebuah doa yang biasa dibaca oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Isi doa ini jika kita renungkan dalam-dalam ternyata sangat mencakup berbagai permintaan yang sangat kita perlukan. Sebab semuanya sering mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. Coba perhatikan:
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau biasa berdo’a dengan do’a
sebagai berikut; “Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, dan
perbuatanku yang berlebihan dalam urusanku, serta ampunilah kesalahanku
yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah
kesalahanku, kemalasanku, kesengajaanku, kebodohanku, gelak tawaku yang
semua itu ada pada diriku. Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang telah
berlalu, dosa yang mendatang, dosa yang aku samarkan dan dosa yang aku
perbuat dengan terang-terangan, Engkaulah yang mengajukan dan Engkaulah
yang mengakhirkan, serta Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.†(HR Bukhari – Shahih)
Tema sentral di dalam doa ini adalah seorang hamba Allah subhaanahu
wa ta’aala memohon ampunan-Nya. Setidaknya ada tigabelas poin yang
diajukan hamba tersebut kepada Rabb-nya. Semuanya ia harapkan diampuni
oleh Allah subhaanahu wa ta’aala:
Pertama, “Ya Allah, ampunilah kesalahankuâ€. Kesalahan dapat mencakup perintah Allah yang dilalaikannya atau larangan Allah yang dilanggarnya.
Kedua, “Ya Allah, ampunilah kebodohankuâ€. Manusia tidak luput dari kebodohan. Tidak ada manusia yang memiliki pengetahuan sempurna. Dan kebodohan seseorang seringkali menyebabkan tingkahlaku yang tidak terpuji. Sehingga ia perlu memohon ampunan Allah subhaanahu wa ta’aala atas kebodohan dirinya.
Ketiga, “Ya Allah, ampunilah perbuatanku yang berlebihan dalam urusankuâ€. Terkadang kita mengerjakan suatu perbuatan secara tidak adil atau tidak proporsional. Perbuatan berlebihan tersebut sangat mungkin menyakiti hati bahkan menzalimi orang lain. Maka kita berharap ampunan Allah atas perbuatan berlebihan di dalam berbagai urusan.
Keempat, “Ya Allah, ampunilah kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadakuâ€. Manusia sering mengerjakan kesalahan tanpa ia menyadarinya. Orang lain boleh jadi dengan mudah melihat kesalahannya, tetapi ia sendiri tidak menyadarinya. Maka untuk urusan seperti ini seorang mukmin memohon ampunan Allah Yang Maha Tahu segala sesuatunya. Seorang mukmin mengakui jika Allah subhaanahu wa ta’aala merupakan Dzat Yang Maha Tahu perkara yang ghaib maupun nyata, maka iapun mengembalikan segenap dosa yang ia sendiri tidak ketahui kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Ia serahkan dosa jenis ini kepada Ke-Maha-Tahu-an Allah subhaanahu wa ta’aala. Sebab ia yakin bahwa Allah pasti jauh lebih mengetahui dosa yang dilakukan hamba-Nya daripada si hamba itu sendiri.
Kelima, “Ya Allah, ampunilah kesalahankuâ€. Manusia bisa terlibat di dalam banyak kesalahan. Maka ia memohon kembali ampunan Allah atas kesalahannya padahal sebelumnya ia telah mengajukannya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala.
Keenam, “Ya Allah, ampunilah kemalasankuâ€. Kemalasan dapat menjadi musuh utama yang menyebabkan seseorang menunda bahkan melalaikan suatu kewajiban yang mestinya ia kerjakan. Pengakuannya di hadapan Allah bahwa dirinya terkadang dilanda kemalasan jelas mesti disertai dengan permohonan ampunan Allah atasnya.
Ketujuh, “Ya Allah, ampunilah kesengajaankuâ€. Harus diakui bahwa terkadang kita secara sengaja melakukan suatu kesalahan. Entah karena emosi, atau terpengaruh lingkungan atau berbagai alasan lainnya. Yang jelas, semua kesengajaan itu mesti kita istighfari, mesti kita mintakan ampunan Allah atasnya.
Kedelapan, “Ya Allah, ampunilah kebodohankuâ€. Subhaanallah, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mengerti akan kelemahan kita yang satu ini. Manusia memang selalu kekurangan ilmu sehingga ia mustahil luput dari kebodohan. Sehingga permohonan ampunan Allah atas kebodohan diri perlu diajukan berulang-kali.
Kesembilan, “Ya Allah, ampunilah gelak tawaku yang semua itu ada pada diriku.†Apakah tertawa itu berdosa? Tentunya tidak. Tetapi bila dilakukan secara tidak proporsional ia akan mendatangkan masalah. Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman:
Sementara itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Kesepuluh, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang telah berlaluâ€. Kita perlu berhati-hati terhadap dosa yang pernah kita lakukan di masa lalu. Sebab boleh jadi dosa tersebut belum sempat kita istighfari di waktu itu. Maka saat ini kita akui dan sesali di hadapan Allah subhaanahu wa ta’aala. Bahkan kita mohonkan ampunan Allah atasnya.
Kesebelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang mendatangâ€. Seorang mukmin sadar jika hidupnya bukan hanya terdiri atas masa lalu dan masa kini. Tetapi juga meliputi masa yang akan datang. Demikian pula dengan dosa yang dikerjakan. Ia tidak hanya terjadi di masa lalu dan masa kini semata. Tetapi tentunya sangat mungkin bisa terjadi di masa mendatang. Oleh karenanya dengan penuh kejujuran ia mengharapkan ampunan Allah atas dosa yang mendatang. Dan tentunya ini tidak boleh dilandasi niat buruk berrencana dengan sengaja berbuat dosa di masa mendatang.
Keduabelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang aku samarkanâ€. Seorang mukmin sangat khawatir dengan dosa yang ia lakukan sembunyi-sembunyi atau tersamar. Sebab ia teringat hadits sebagai berikut:
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikan kebaikan itu debu yang beterbangan.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan Allah jika mereka berkhulwah (menyendiri).” (HR Ibnu Majah – Shahih)
Ketigabelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang aku perbuat dengan terang-teranganâ€. Sedangkan terhadap dosa yang ia kerjakan secara tersamar saja ia sudah sangat khawatir, maka apalagi dosa yang dilakukan secara terbuka. Oleh karenanya ia sangat memohon ampunan Allah subhaanahu wa ta’aala atasnya.
Sungguh luar biasa, ketigabelas poin di atas jelas merupakan dosa dan kesalahan yang sangat sering kita lakukan. Betapa beruntungnya ummat Islam diajarkan oleh Nabi mereka suatu doa yang sungguh diperlukan.
Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan salam kepada Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Amiin ya rabbal ‘aalamiin.
http://m.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-yang-sangat-kita-perlukan.htm
Ada sebuah doa yang biasa dibaca oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Isi doa ini jika kita renungkan dalam-dalam ternyata sangat mencakup berbagai permintaan yang sangat kita perlukan. Sebab semuanya sering mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. Coba perhatikan:
رَبÙÙ‘ اغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙÙŠ خَطÙيئَتÙÙŠ
وَجَهْلÙÙŠ ÙˆÙŽØ¥ÙØ³Ù’رَاÙÙÙŠ ÙÙÙŠ أَمْرÙÙŠ
ÙƒÙÙ„Ùّه٠وَمَا أَنْتَ أَعْلَم٠بÙÙ‡Ù
Ù…ÙÙ†Ùّي اللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ اغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙÙŠ
خَطَايَايَ وَعَمْدÙÙŠ وَجَهْلÙÙŠ
وَهَزْلÙÙŠ ÙˆÙŽÙƒÙÙ„ÙÙ‘ ذَلÙÙƒÙŽ عÙنْدÙÙŠ
اللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ اغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙÙŠ مَا قَدَّمْتÙ
وَمَا أَخَّرْت٠وَمَا أَسْرَرْت٠وَمَا
أَعْلَنْت٠أَنْتَ الْمÙقَدÙّمÙ
وَأَنْتَ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤ÙŽØ®Ùّر٠وَأَنْتَ عَلَى
ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ شَيْء٠قَدÙيرٌ
![]() |
Pertama, “Ya Allah, ampunilah kesalahankuâ€. Kesalahan dapat mencakup perintah Allah yang dilalaikannya atau larangan Allah yang dilanggarnya.
Kedua, “Ya Allah, ampunilah kebodohankuâ€. Manusia tidak luput dari kebodohan. Tidak ada manusia yang memiliki pengetahuan sempurna. Dan kebodohan seseorang seringkali menyebabkan tingkahlaku yang tidak terpuji. Sehingga ia perlu memohon ampunan Allah subhaanahu wa ta’aala atas kebodohan dirinya.
Ketiga, “Ya Allah, ampunilah perbuatanku yang berlebihan dalam urusankuâ€. Terkadang kita mengerjakan suatu perbuatan secara tidak adil atau tidak proporsional. Perbuatan berlebihan tersebut sangat mungkin menyakiti hati bahkan menzalimi orang lain. Maka kita berharap ampunan Allah atas perbuatan berlebihan di dalam berbagai urusan.
Keempat, “Ya Allah, ampunilah kesalahanku yang Engkau lebih mengetahui daripadakuâ€. Manusia sering mengerjakan kesalahan tanpa ia menyadarinya. Orang lain boleh jadi dengan mudah melihat kesalahannya, tetapi ia sendiri tidak menyadarinya. Maka untuk urusan seperti ini seorang mukmin memohon ampunan Allah Yang Maha Tahu segala sesuatunya. Seorang mukmin mengakui jika Allah subhaanahu wa ta’aala merupakan Dzat Yang Maha Tahu perkara yang ghaib maupun nyata, maka iapun mengembalikan segenap dosa yang ia sendiri tidak ketahui kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Ia serahkan dosa jenis ini kepada Ke-Maha-Tahu-an Allah subhaanahu wa ta’aala. Sebab ia yakin bahwa Allah pasti jauh lebih mengetahui dosa yang dilakukan hamba-Nya daripada si hamba itu sendiri.
Kelima, “Ya Allah, ampunilah kesalahankuâ€. Manusia bisa terlibat di dalam banyak kesalahan. Maka ia memohon kembali ampunan Allah atas kesalahannya padahal sebelumnya ia telah mengajukannya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala.
Keenam, “Ya Allah, ampunilah kemalasankuâ€. Kemalasan dapat menjadi musuh utama yang menyebabkan seseorang menunda bahkan melalaikan suatu kewajiban yang mestinya ia kerjakan. Pengakuannya di hadapan Allah bahwa dirinya terkadang dilanda kemalasan jelas mesti disertai dengan permohonan ampunan Allah atasnya.
Ketujuh, “Ya Allah, ampunilah kesengajaankuâ€. Harus diakui bahwa terkadang kita secara sengaja melakukan suatu kesalahan. Entah karena emosi, atau terpengaruh lingkungan atau berbagai alasan lainnya. Yang jelas, semua kesengajaan itu mesti kita istighfari, mesti kita mintakan ampunan Allah atasnya.
Kedelapan, “Ya Allah, ampunilah kebodohankuâ€. Subhaanallah, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mengerti akan kelemahan kita yang satu ini. Manusia memang selalu kekurangan ilmu sehingga ia mustahil luput dari kebodohan. Sehingga permohonan ampunan Allah atas kebodohan diri perlu diajukan berulang-kali.
Kesembilan, “Ya Allah, ampunilah gelak tawaku yang semua itu ada pada diriku.†Apakah tertawa itu berdosa? Tentunya tidak. Tetapi bila dilakukan secara tidak proporsional ia akan mendatangkan masalah. Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman:
ÙَلْيَضْØÙŽÙƒÙوا Ù‚ÙŽÙ„Ùيلا
وَلْيَبْكÙوا ÙƒÙŽØ«Ùيرًا جَزَاءً بÙمَا
كَانÙوا ÙŠÙŽÙƒÙ’Ø³ÙØ¨Ùونَ
“Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.†(QS At-Taubah 82)Sementara itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَالله٠لَوْ تَعْلَمÙونَ مَا
أَعْلَم٠لَضَØÙكْتÙمْ Ù‚ÙŽÙ„Ùيلًا
وَلَبَكَيْتÙمْ ÙƒÙŽØ«Ùيرًا
“Demi Allah, andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian jarang  tertawa dan sering menangis.†(HR Tirmidzi – Shahih)Kesepuluh, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang telah berlaluâ€. Kita perlu berhati-hati terhadap dosa yang pernah kita lakukan di masa lalu. Sebab boleh jadi dosa tersebut belum sempat kita istighfari di waktu itu. Maka saat ini kita akui dan sesali di hadapan Allah subhaanahu wa ta’aala. Bahkan kita mohonkan ampunan Allah atasnya.
Kesebelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang mendatangâ€. Seorang mukmin sadar jika hidupnya bukan hanya terdiri atas masa lalu dan masa kini. Tetapi juga meliputi masa yang akan datang. Demikian pula dengan dosa yang dikerjakan. Ia tidak hanya terjadi di masa lalu dan masa kini semata. Tetapi tentunya sangat mungkin bisa terjadi di masa mendatang. Oleh karenanya dengan penuh kejujuran ia mengharapkan ampunan Allah atas dosa yang mendatang. Dan tentunya ini tidak boleh dilandasi niat buruk berrencana dengan sengaja berbuat dosa di masa mendatang.
Keduabelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang aku samarkanâ€. Seorang mukmin sangat khawatir dengan dosa yang ia lakukan sembunyi-sembunyi atau tersamar. Sebab ia teringat hadits sebagai berikut:
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikan kebaikan itu debu yang beterbangan.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan Allah jika mereka berkhulwah (menyendiri).” (HR Ibnu Majah – Shahih)
Ketigabelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang aku perbuat dengan terang-teranganâ€. Sedangkan terhadap dosa yang ia kerjakan secara tersamar saja ia sudah sangat khawatir, maka apalagi dosa yang dilakukan secara terbuka. Oleh karenanya ia sangat memohon ampunan Allah subhaanahu wa ta’aala atasnya.
Sungguh luar biasa, ketigabelas poin di atas jelas merupakan dosa dan kesalahan yang sangat sering kita lakukan. Betapa beruntungnya ummat Islam diajarkan oleh Nabi mereka suatu doa yang sungguh diperlukan.
Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan salam kepada Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Amiin ya rabbal ‘aalamiin.
http://m.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-yang-sangat-kita-perlukan.htm
Label: riris.tm
eramuslim
cara bicara telemarketing

Hubungan antara "pemasar" dan "pelanggan"
Sederhana saja seorang pemasar yang baik akan menarik konsumen untuk membeli produk atau jasa yang kita tawarkan.
Jadi tergantung bagaimana cara kita melayani/service yang kita
berikan kepada pelanggan.
Karena layanan konsumen yang baik akan membuat konsumen merasa puas dan konsumen akan menginformasikan kepada sesamanya untuk melakukan transaksi.
a. Terlebih dahulu kita harus kuasai produk yang ingin kita jual.
b. Untuk mengawali pembicaraan maka tersenyumlah karna senyum dapat memberikan dampak yang positif.
c. Berfikir positif terlebih dahulu pastikan pelanggan dapat menerima penjelasan produk yang kita tawarkan.
d. Pelajari karakter lawan bicara kita/pelanggan.
e. Yakin atas produk yang kita tawarkan dan memang terbukti diminati banyak pelanggan.
TIPS MEMASARKAN PRODUK
1. Pastikan waktu melakukan pembicaraan dengan nasabah atau calon pelanggan, sinyal HP TIDAK LEMAH atau putus-putus. Persiapkan juga pulsa yang cukup agar pembicaraan penting Anda tersebut tidak terputus ditengah jalan, hal ini akan mengakibatkan sejumlah informasi yang akan anda sampaikan tidak akan cepat dimengerti oleh nasabah anda. Karena itu jauh lebih baik menggunakan fasilitas telepon tetap seperti telepon kantor atau mungkin kartu pasca bayar.
2. Pastikan ketika berbicara dengan pelanggan, Anda melakukannya dengan tenang, berbicara jelas dan menggunakan kata-kata yang sangat mudah dimengerti, tidak berbelit-belit, ngawur ngidul tanpa topik khusus. Kalau yang terakhir ini bukan telemarketing namanya, bukan juga sedang menjalankan startegi pemasaran, melainkan pacaran.
3. Ingat jangan pernah ada unsur pemaksaan dalam melakukan negosiasi di TELEPON, karena belum tentu suasana hati lawan bicara anda dalam kondisi yang baik pada saat menerima Telepon anda.
PERLU DI PERHATIKAN UNTUK MANAGEMENT TELEMARKETING ASURANSI
1. Biasanya dalam management perusahaan, banyak yang menetapkan evaluasi target. Artinya Dengan adanya evaluasi tersebut, maka banyak kecenderungan unsur pemaksaan terhadap calon custumer. Contoh percakapan yang biasa dilakukan yakni, tolong kita pak sebentar lagi evaluasi target, nanti bapak kita kasih diskon besar-besaran. Sehingga ada kecenderungan calon costumer masuk bukan karena kesadaran bahwa asuransi itu penting, akan tetapi diskonnya lumayan. Dan membuat tahun-tahun berikutnya asuransinya di tebus, karena sudah tidak ada diskonnya.
2. Kurang adanya Refresing produk secara berkala. Artinya produk asuransi dari tahun ketahun pasti ada perubahan mengikuti kondisi keuangan yang berlaku. Sehingga perubahan pasti terjadi, entah itu dari sisi tarif tabel preminya, tabel resikonya, dan tabel cash plannya. Nah fungsi dari management adalah memberitahukan perubahan-perubahan yang berlaku, baik itu dengan cara mengedit ulang produk-produk lama yang berada di tempat-tempat marketing, dan mensosialisasikan kepada para jajaran marketing secara intensif dan konsisten.
3. Kurang adanya refresing secara berkala di dalam jajaran management itu sendiri dan jajaran aparat marketing. Artinya Penguasaan terhadap produk asuransi dari bulan ke bulan pasti mengalami perubahan. Untuk itulah perlunya refresing kinerja otak, sejauh mana penguasaan produk tersebut (kalau perlu adakan test ulang secara berkala, untuk mengecek kepandaian masing-masing jajarannya). Refresing ini, juga bisa lho anda isi dengan materi-materi seputar, bagaimana mengatasi keberatan nasabah dan membuka wawasan nasabah. Sehingga nasabah ikut asuransi memang benar-benar butuh, dan bukan karena iming-iming lainnya.
4. Kurang menerapkan Sale after service secara menyeluruh. Artinya Kebanyakan pihak management lebih menyayangi nasabah dengan premi besar (lumayankan kalau diolah lagi bisa langsung tutup target) daripada premi sedang atau kecil. Dan kalau boleh jujur, besar kecilnya premi asuransi yang diambil nasabah, juga berdasarkan proposal perusahaan asuransi tersebut. Jadi hemat saya berlakulah adil dengan semua nasabah dalam hal, pemberian informasi yang menjadi hak nasabah dan pelayanan purna jual. Sehingga image asuransi di Indonesia tidak rusak. Contoh lain yang biasa terjadi dalam hal menagih premi lanjutan.
5. Biasanya management hanya memperhatikan kritik dan saran dari agent yang mempunyai premi bagus daripada agent dengan premi sedang dan kurang. Artinya penghasilan premi yang dihasilkan masing-masing agent sangatlah bervariasi sekali, ada yang mendapatkan premi bagus saat itu, ada yang mendapatkan premi sedikit dan ada juga yang kurang beruntung saat itu. Dan biasanya dalam evaluasi target, agent dengan premi bagus tersebut akan mendapatkan pujian luar biasa (bahkan extremenya kentutnya itu wangi). Hal inilah yang dapat mematikan motivasi agent-agent lainnya yang akan mendapatkan premi-premi baru di kemudian hari. Dan yang namanya kritik dan saran sangat tidak tergantung dengan prestasi orang tersebut.
6. Biasanya komunikasi yang digunakan di dalam lingkungan Asuransi tersebut adalah satu arah. Artinya komunikasi yang digunakan yaitu dari atasan menekan ke bawahan sudah berapa premi hari ini yang di capai agent. Seyogyanya gunakan komunikasi dari banyak arah dan dari hati ke hati, namun tidak juga meninggalkan kaidah-kaidah yang di tetapkan oleh perusahaan.
Inilah informasi untuk pemasar atau telemarketing dan jika ada salah kata dalam penulisan ini,saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
salam sukses selalu
Terjebak Nostalgia - Raisa
Telah lama ku tahu engkau
Punya rasa untukku
Kini saat dia tak kembali
Kau nyatakan cinramu
Namun aku takkan pernah bisa, ku
Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia
Semua yang ku rasa kini
Tak berubah sejak dia pergi
Maafkanlah ku hanya ingin sendiri ku di sini
Namun aku takkan pernah bisa, ku
Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia
Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia
Punya rasa untukku
Kini saat dia tak kembali
Kau nyatakan cinramu
Namun aku takkan pernah bisa, ku
Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia
Semua yang ku rasa kini
Tak berubah sejak dia pergi
Maafkanlah ku hanya ingin sendiri ku di sini
Namun aku takkan pernah bisa, ku
Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia
Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia
Label: riris.tm
Kapanlagi.com
Selasa, 07 Februari 2012
6 Rahasia dan Keutamaan Shalat Dhuha
Rahasia dan Keutamaan Shalat Dhuha – Shalat duha merupakan salah satu diantara shalat-shalat sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Banyak sekali penjelasan hadits yang telah menyebutkan berbagai keutamaan dan keistimewaan shalat Dhuha bagi siapa saja yang melaksanakannya. Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
3. Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)
4. Memeroleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).
5. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).
6. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi).
Semoga sedikit kutipan mengenai Rahasia dan Keutamaan Shalat Dhuha ini bisa membuat kita lebih giat lagi dalam menjalankan shalat dhuha, dan bagi yang belum melaksanakannya bisa memulai untuk menjalankannya… Aamiin…
>> Sumber: http://anfaku.biz/rahasia-dan-keutamaan-shalat-dhuha
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
3. Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)
4. Memeroleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).
5. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).
6. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi).
Semoga sedikit kutipan mengenai Rahasia dan Keutamaan Shalat Dhuha ini bisa membuat kita lebih giat lagi dalam menjalankan shalat dhuha, dan bagi yang belum melaksanakannya bisa memulai untuk menjalankannya… Aamiin…
>> Sumber: http://anfaku.biz/rahasia-dan-keutamaan-shalat-dhuha
Minggu, 05 Februari 2012
Minggu, 22 Januari 2012
Kamis, 12 Januari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)