Minggu, 18 November 2012

cara bicara telemarketing

DI sini kita bisa bahas mengenai etika menelpon yang baik dengan intonasi dan penekanan.

Hubungan antara "pemasar" dan "pelanggan"
Sederhana saja seorang pemasar yang baik akan menarik konsumen untuk membeli produk atau jasa yang kita tawarkan.
Jadi tergantung bagaimana cara kita melayani/service yang kita
berikan kepada pelanggan.
Karena layanan konsumen yang baik akan membuat konsumen merasa puas dan konsumen akan menginformasikan kepada sesamanya untuk melakukan transaksi.
a. Terlebih dahulu kita harus kuasai produk yang ingin kita jual.
b. Untuk mengawali pembicaraan maka tersenyumlah karna senyum dapat memberikan dampak yang positif.
c. Berfikir positif terlebih dahulu pastikan pelanggan dapat menerima penjelasan produk yang kita tawarkan.
d. Pelajari karakter lawan bicara kita/pelanggan.
e. Yakin atas produk yang kita tawarkan dan memang terbukti diminati banyak pelanggan.

TIPS MEMASARKAN PRODUK
1. Pastikan waktu melakukan pembicaraan dengan nasabah atau calon pelanggan, sinyal HP TIDAK LEMAH atau putus-putus. Persiapkan juga pulsa yang cukup agar pembicaraan penting Anda tersebut tidak terputus ditengah jalan, hal ini akan mengakibatkan sejumlah informasi yang akan anda sampaikan tidak akan cepat dimengerti oleh nasabah anda. Karena itu jauh lebih baik menggunakan fasilitas telepon tetap seperti telepon kantor atau mungkin kartu pasca bayar.
2. Pastikan ketika berbicara dengan pelanggan, Anda melakukannya dengan tenang, berbicara jelas dan menggunakan kata-kata yang sangat mudah dimengerti, tidak berbelit-belit, ngawur ngidul tanpa topik khusus. Kalau yang terakhir ini bukan telemarketing namanya, bukan juga sedang menjalankan startegi pemasaran, melainkan pacaran.
3. Ingat jangan pernah ada unsur pemaksaan dalam melakukan negosiasi di TELEPON, karena belum tentu suasana hati lawan bicara anda dalam kondisi yang baik pada saat menerima Telepon anda.

PERLU DI PERHATIKAN UNTUK MANAGEMENT TELEMARKETING ASURANSI
1. Biasanya dalam management perusahaan, banyak yang menetapkan evaluasi target. Artinya Dengan adanya evaluasi tersebut, maka banyak kecenderungan unsur pemaksaan terhadap calon custumer. Contoh percakapan yang biasa dilakukan yakni, tolong kita pak sebentar lagi evaluasi target, nanti bapak kita kasih diskon besar-besaran. Sehingga ada kecenderungan calon costumer masuk bukan karena kesadaran bahwa asuransi itu penting, akan tetapi diskonnya lumayan. Dan membuat tahun-tahun berikutnya asuransinya di tebus, karena sudah tidak ada diskonnya.
2. Kurang adanya Refresing produk secara berkala. Artinya produk asuransi dari tahun ketahun pasti ada perubahan mengikuti kondisi keuangan yang berlaku. Sehingga perubahan pasti terjadi, entah itu dari sisi tarif tabel preminya, tabel resikonya, dan tabel cash plannya. Nah fungsi dari management adalah memberitahukan perubahan-perubahan yang berlaku, baik itu dengan cara mengedit ulang produk-produk lama yang berada di tempat-tempat marketing, dan mensosialisasikan kepada para jajaran marketing secara intensif dan konsisten.
3. Kurang adanya refresing secara berkala di dalam jajaran management itu sendiri dan jajaran aparat marketing. Artinya Penguasaan terhadap produk asuransi dari bulan ke bulan pasti mengalami perubahan. Untuk itulah perlunya refresing kinerja otak, sejauh mana penguasaan produk tersebut (kalau perlu adakan test ulang secara berkala, untuk mengecek kepandaian masing-masing jajarannya). Refresing ini, juga bisa lho anda isi dengan materi-materi seputar, bagaimana mengatasi keberatan nasabah dan membuka wawasan nasabah. Sehingga nasabah ikut asuransi memang benar-benar butuh, dan bukan karena iming-iming lainnya.
4. Kurang menerapkan Sale after service secara menyeluruh. Artinya Kebanyakan pihak management lebih menyayangi nasabah dengan premi besar (lumayankan kalau diolah lagi bisa langsung tutup target) daripada premi sedang atau kecil. Dan kalau boleh jujur, besar kecilnya premi asuransi yang diambil nasabah, juga berdasarkan proposal perusahaan asuransi tersebut. Jadi hemat saya berlakulah adil dengan semua nasabah dalam hal, pemberian informasi yang menjadi hak nasabah dan pelayanan purna jual. Sehingga image asuransi di Indonesia tidak rusak. Contoh lain yang biasa terjadi dalam hal menagih premi lanjutan.
5. Biasanya management hanya memperhatikan kritik dan saran dari agent yang mempunyai premi bagus daripada agent dengan premi sedang dan kurang. Artinya penghasilan premi yang dihasilkan masing-masing agent sangatlah bervariasi sekali, ada yang mendapatkan premi bagus saat itu, ada yang mendapatkan premi sedikit dan ada juga yang kurang beruntung saat itu. Dan biasanya dalam evaluasi target, agent dengan premi bagus tersebut akan mendapatkan pujian luar biasa (bahkan extremenya kentutnya itu wangi). Hal inilah yang dapat mematikan motivasi agent-agent lainnya yang akan mendapatkan premi-premi baru di kemudian hari. Dan yang namanya kritik dan saran sangat tidak tergantung dengan prestasi orang tersebut.
6. Biasanya komunikasi yang digunakan di dalam lingkungan Asuransi tersebut adalah satu arah. Artinya komunikasi yang digunakan yaitu dari atasan menekan ke bawahan sudah berapa premi hari ini yang di capai agent. Seyogyanya gunakan komunikasi dari banyak arah dan dari hati ke hati, namun tidak juga meninggalkan kaidah-kaidah yang di tetapkan oleh perusahaan.
Inilah informasi untuk pemasar atau telemarketing dan jika ada salah kata dalam penulisan ini,saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
salam sukses selalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar